Nama : Kasim Mahmud
Nim : 451415042
Uas : Mata Kuliah “Filsafat Ilmu”
1.
Ontology
a.
Objek material
Pariwisata telah terbukti dapat mendorong pertumbuhan perekonomian
melalui peluang
investasi, peluang kerja, peluang berusaha dan pada akhirnya
dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Peluang berusaha bukan hanya dalam bentuk pembangunan sarana
dan prasarana
pariwisata tetapi juga peluang dalam bidang kerajinan kecil
seperti handycrafts.
Perlu juga mendapat perhatian bahwa dalam upaya pengelolaan
pariwisata di
samping dampak positif bagi masyarakat sekitar objek juga
menimbulkan
dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Sehubungan dengan
hal tersebut
dalam upaya pengembangan objek wisata perlu diperhitungkan
dampak negatif
yang ditimbulkan demi kelestarian objek wisata tersebut maupun
kelestarian
fungsi lingkungan sekitar kawasan wisata. Pelaksanaan
pembangunan yang
berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat ternyata
mempunyai dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun
tidak langsung,
baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang. Hal yang sama juga terjadi dalam
pengelolaan
pariwisata, dimana disamping pengelolaan pariwisata itu
sendiri
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar objek
wisata, pengelolaan
lingkungan dan pengelolaan objek wisata itu sangat mempengaruhi
kelestarian
fungsi lingkungan dan objek wisata itu sendiri.
b. Objek formal
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dalam perkembangan
masyarakat yang
diusahakan secara berencana
itu tentu saja bukan hasilhasilnya belaka yang diharapkan, akan tetapi justru
karena direncanakan maka segala akibat dan dampaknya juga
diperhitungkan,
termasuk usaha mencegah
sejauh mungkin dampak negatif yang ditimbulkannya. Dampak
yang ditimbulkan
dari pengelolaan bukan hanya positif tetapi juga tetapi dampak
yang tidak kita
inginkan yaitu negatif hal ini tidak bisa kita tolak karena
merupakan hal
yang wajar dari efek pengelolaan tersebut. Dengan demikian,
pelaksanaan
pengelolaan tidak memberikan
perhatian serius terhadap aspek sosial-budaya ini. Apalagi aspek
sosial budaya
memang sangat sulit diukur. Kesulitan mengukur, ini
ditambah lagi
dengan kesulitan menentukan
hasil dari program-program dalam bidang sosial sangat sulit
disosialisasi,
sehingga sulit juga untuk menentukan secara pasti adanya
hubungan sebab
akibatdalam waktu yang singkat. Dengan dalil-dalil modernisasi,
sering secara
tidak sadar membawa nilainilai luar, serta memaksakan penerapan nilai-nilai
tersebut di daerah yang dikelola, sifat ini sering mengikis
budaya lokal.
Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, bertahap,
berkelanjutan,
menyeluruh dan terpadu untuk memacu peningkatan kemampuan
nasional dalam
rangka mewujudkan kehidupan
yang sejajar dengan bangsa lain yang lebih maju. Pelaksanaan
pembangunan nasional diantaranya meliputi ekonomi, hukum, sosial dan
budaya. Namun
masyarakat belum sepenuhnya
siap menerima perubahan yang dihasilkan oleh pembangunan
sehingga
berdampak kepada ekonomi dan sosial budaya masyarakat baik
dampak yang
bersifat positif maupun yang berdampak negatif. Pengaruh yang
nampak dari
pesatnya pembangunan adalah terjadinya perubahan sosial
budaya yang
terjadi didalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari
masyarakat
tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai
yang bersifat
homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan salah satu
dampak yang
dirasakan. Pokok yang terjadi pada perubahan sosial dan budaya
diakibatkan dari
perubahan yang berkembang
pesat saat ini selain dari pengaruh pengelolaan , juga karena
adanya penetrasi
kebudayaan dari luar yang masuk dengan mudah akibat proses
pengelolaan itu
sendiri. Diantaranya adalah proses dan berkembangnya
pariwisata
disuatu daerah yang banyak dikunjungi wisatawan.
Dalam ontology di bahas dua objek
yaitu objek material dan objek formal di mana objek material membahas tentang
objek atau letak pada suatu penelitian dan juga beserta materialnya apa saja
yang ada di lokasi tersebut, objek material terdapat dua paragraph. Sedangkan
objek formal membahas apa yang menjadi focus suatu penelitiannya secara masyarakt maupun infrastruktur yang
secara masiol maupun internasional.
2. Epistemology
Taman Wisata Alam Kawah Putih sebenarnya adalah kawah
Gunung Patuha. Namun, nama tersebut ternyata kalah populer dan wisatawan lebih
mengenal dengan nama Kawah Putih Bandung karena memang tanah dan airnya
berwarna putih. Konon asal mula nama Gunung Patuha ini bermula dari kata
“Sepuh” yang dalam bahasa Indonesia disebut “Pak Tua”. Lambat laun, kata “Pak
Tua” berubah menjadi “Patuha”.
A.
Dampak Positif Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Budaya
Taman Wisata Alam Kawah Putih di desa Ciwidey pada
awalnya bukan tempat wisata melainkan pabrik kapur yang dikelola pada jaman penjajahan
Belanda dan dilanjutkan oleh penjajah Jepang, namun seiring berjalannya waktu
Taman Wisata Alam Kawah Putih dikelola dan dikembangkan oleh Perum Perhutani
menjadi objek wisata yang sampai saat ini, wisatawan mancanegara maupun
wistawan domestic mengenal Taman Wisata Alam Kawah Putih sebagai ikon kota
Bandung.
B. Dampak Negatif Pariwisata
Terhadap Kehidupan Sosial Budaya
Terkait dengan penelitian ini, dampak pemanfaatan
Taman Wisata Alam Kawah Putih dalam konteks pariwisata global terhadap
kehidupan sosial budaya masyarakat setempat tidak dapat secara tepat terlihat,
karena perubahan yang terjadi dalam masyarakat tidak terjadi seketika, tetapi
melalui proses. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa dampak
pemanfaatan Taman Wisata Alam Kawah Putih terhadap kehidupan sosial budaya
masyarakat Ciwidey cenderung bersifat negatif yang mendatangkan kerugian,
seperti terkontaminasinya nilai-nilai budaya setempat dengan adanya kedatangan
pengaruh budaya luar daerah yang dibawa oleh wisatawan, membawa pengaruh buruk
untuk masyarakat setempat khususnya generasi penerus, ini disebabkan karena
disalah gunakannya tempat
wisata menjadi tempat pergaulan bebas karena banyak dibangun
penginapan dan
vila-vila yang disediakan untuk wisatawan di tempat wisata
tersebut.
C. Dampak Positif Pariwisata
Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat Ciwidey
Dampak positif yang biasanya langsung dan segera
dapat dirasakan adalah dalam segi keuntungan ekonomi, sebagaimana yang telah di
gariskan dalam Undang-Undang Tentang Kepariwisataan. No.9 Tahun 1990 yaitu
Salah satu tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan
pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat, juga memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja
serta mendorong pembangunan daerah. Untuk itu sudah selayaknya pariwisata dapat
dijadikan alternative penggerak perekonomian hingga sedemikian rupa menjadi
sumber pendapatan bagi setiap daerah yang memiliki potensi untuk
menyelenggarakannya, dalam upaya memperoleh atau meningkatkan pendapatan
daerah.
Pariwisata yang menekankan pendekatan ekonomi
cenderung memberikan peranan utama pada pemerintah atau pemilik modal, dan
tujuannya juga ditentukan dan terutama untuk kepentingan mereka. Peranan
masyarakat sangat rendah sehingga mereka cenderung tampak patuh dan tidak punya
inisiatif karena lebih ditempatkan sebagai obyek daripada sebagai subyek.
Sebagai akibatnya, adatistiadat, nilai-nilai, dan norma-norma menjadi semakin
terkikis. Ritual-ritual suci menjadi semakin dangkal dan
pertunjukan-pertunjukan seni semakin tidak berjiwa. Masyarakat menjadi apatis
dan kesejahteraan mereka pun tidak mengalami perbaikan. Pengaruh pariwisata
terhadap masyarakat (kebudayaan) setempat, harus disadarai bahwa kebudayaan
adalah sesuatu yang secara internal terdeferensiasi, aktif, dan selalu berubah.
Oleh karena itu pendekatan yang kiranya lebih
realistis adalah dengan menganggap bahwa pariwisata adalah ‘pengaruh luar yang
kemudian terintegrasi dengan masyarakat’, dimana masyarakat mengalami proses
menjadikan pariwisata sebagai bagian dari kebudayaannya, atau apa yang disebut
sebagai proses ‘turistifikasi’ (touristification). Di samping itu perlu juga
diingat bahwa konsekuensi yang dibawa oleh pariwisata bukan saja terbatas pada
hubungan langsung host-guest. Pengaruh di luar interaksi langsung ini justru
lebih penting, karena mampu menyebabkan restrukturisasi pada berbagai bentuk
hubungan di dalam masyarakat.
Epistemology lebih menekankan pada suatu kebenarannya
teori yang di dapatkan pada lapangan penelitian. Epistemologi ini memiliki teori
kebenaran yang menyangkur tentang hasil temuan dari peneliti.
3.
Aksiologi
Sebelumnya daerah ini merupakan daerah wisata yang
dikunjungi
wisatawan hanya sebatas melihat pemandangan alam yang tersebar
di beberapa
lokasi diantaranya adalah wisata perkebunan teh Rancabali,
Sinumbra, Situ
Patenggang, Pemandian air panas untuk pengobatan di Cibuni,
pemandian air
panas walini, Cimanggu, penangkaran rusa di Rancaupas dan
Kawah putih.
Wisatawan hanya meluangkan
beberapa jam lamanya untuk menikmati keindahan alam tersebut tetapi
sesuai dengan
perkembangan, wisatawan akhirnya lebih lama berada di Rancabali
dikarenakan
salah satunya sarana dan prasarana daerah ini semakin lengkap
diantaranya
adalah tempat penginapan, baik penginapan biasa, Villa sampai
hotel yang
berbintang.
Semakin berkembangnya jumlah tempat penginapan maka semakin banyak
pula lahan yang
digunakan, pada mulanya
lahan tersebut adalah lahan pertanian. Mengingat lahan tersebut
dialih fungsikan
maka penduduk di daerah
itu beralih profesi diantaranya menjadi pedagang, tukang parkir,
keamanan di
penginapan dan bahkan ada yang pindah ke lereng bukit yang
berbatasan dengan hutan lindung Gunung Patuha. Selanjutnya yang
dirasakan pengaruh
dari wisatawan adalah beralihnya penanaman palawija yang
selama bertahun
tahun di daerah Rancabali
ini terkenal dengan penyumbang hasil palawija di daerah
Bandung sekarang
banyak beralih menanam
Stroberi yang hampir setiap orang di daerah ini menanamnya.
Pengaruh yang
terjadi didaerah tersebut adanya perubahan perubahan social
budaya yang
meliputi berbagai unsure kebudayaan yang bersifat universal
sebagaimana yang
menjadi kajian penelitian
ini adalah studi etnografi yaitu Sistem bahasa, Sistem mata Pencaharian,
Sistem
Teknologi, Organisasi Sosial, Pengetahuan, Kesenian, dan system
Religi
Aksiologi adalah ilmu untuk
mengungkapkan nilai kegunaan dari suatu penetian, dalam penelitian ini memiliki
beberapa nilai kegunaan seperti wisatawan dapat menikmati fasilitas yang di
sediakan pada paragraf 1 ( satu ) bagian akhir, sudah perubahan perubahan yang
yang lebih baik pada bagian paragraf kedua bagian terkahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar