Rabu, 17 April 2019

Ujian Akhir Semester Filsafat Ilmu


Nama  : Kasim Mahmud
Nim     : 451415042
Uas      : Mata Kuliah “Filsafat Ilmu”
1.      Ontology
a.      Objek material
Pariwisata telah terbukti dapat mendorong pertumbuhan perekonomian melalui peluang investasi, peluang kerja, peluang berusaha dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peluang berusaha bukan hanya dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana pariwisata tetapi juga peluang dalam bidang kerajinan kecil seperti handycrafts.
Perlu juga mendapat perhatian bahwa dalam upaya pengelolaan pariwisata di samping dampak positif bagi masyarakat sekitar objek juga menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Sehubungan dengan hal tersebut dalam upaya pengembangan objek wisata perlu diperhitungkan dampak negatif yang ditimbulkan demi kelestarian objek wisata tersebut maupun kelestarian fungsi lingkungan sekitar kawasan wisata. Pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat ternyata mempunyai dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Hal yang sama juga terjadi dalam pengelolaan pariwisata, dimana disamping pengelolaan pariwisata itu sendiri menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar objek wisata, pengelolaan lingkungan dan pengelolaan objek wisata itu sangat mempengaruhi kelestarian fungsi lingkungan dan objek wisata itu sendiri.
b.      Objek formal
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dalam perkembangan masyarakat yang diusahakan secara berencana itu tentu saja bukan hasilhasilnya belaka yang diharapkan, akan tetapi justru karena direncanakan maka segala akibat dan dampaknya juga diperhitungkan, termasuk usaha mencegah sejauh mungkin dampak negatif yang ditimbulkannya. Dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan bukan hanya positif tetapi juga tetapi dampak yang tidak kita inginkan yaitu negatif hal ini tidak bisa kita tolak karena merupakan hal yang wajar dari efek pengelolaan tersebut. Dengan demikian, pelaksanaan pengelolaan tidak memberikan perhatian serius terhadap aspek sosial-budaya ini. Apalagi aspek sosial budaya memang sangat sulit diukur. Kesulitan mengukur, ini ditambah lagi dengan kesulitan menentukan hasil dari program-program dalam bidang sosial sangat sulit disosialisasi, sehingga sulit juga untuk menentukan secara pasti adanya hubungan sebab akibatdalam waktu yang singkat. Dengan dalil-dalil modernisasi, sering secara tidak sadar membawa nilainilai luar, serta memaksakan penerapan nilai-nilai tersebut di daerah yang dikelola, sifat ini sering mengikis budaya lokal.
Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, bertahap, berkelanjutan, menyeluruh dan terpadu untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan bangsa lain yang lebih maju. Pelaksanaan pembangunan nasional diantaranya meliputi ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Namun masyarakat belum sepenuhnya siap menerima perubahan yang dihasilkan oleh pembangunan sehingga berdampak kepada ekonomi dan sosial budaya masyarakat baik dampak yang bersifat positif maupun yang berdampak negatif. Pengaruh yang nampak dari pesatnya pembangunan adalah terjadinya perubahan sosial budaya yang terjadi didalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan salah satu dampak yang dirasakan. Pokok yang terjadi pada perubahan sosial dan budaya diakibatkan dari perubahan yang berkembang pesat saat ini selain dari pengaruh pengelolaan , juga karena adanya penetrasi kebudayaan dari luar yang masuk dengan mudah akibat proses pengelolaan itu sendiri. Diantaranya adalah proses dan berkembangnya pariwisata disuatu daerah yang banyak dikunjungi wisatawan.
Dalam ontology di bahas dua objek yaitu objek material dan objek formal di mana objek material membahas tentang objek atau letak pada suatu penelitian dan juga beserta materialnya apa saja yang ada di lokasi tersebut, objek material terdapat dua paragraph. Sedangkan objek formal membahas apa yang menjadi focus suatu penelitiannya  secara masyarakt maupun infrastruktur yang secara masiol maupun internasional.
2.      Epistemology
Taman Wisata Alam Kawah Putih sebenarnya adalah kawah Gunung Patuha. Namun, nama tersebut ternyata kalah populer dan wisatawan lebih mengenal dengan nama Kawah Putih Bandung karena memang tanah dan airnya berwarna putih. Konon asal mula nama Gunung Patuha ini bermula dari kata “Sepuh” yang dalam bahasa Indonesia disebut “Pak Tua”. Lambat laun, kata “Pak Tua” berubah menjadi “Patuha”.
A.     Dampak Positif Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Budaya
Taman Wisata Alam Kawah Putih di desa Ciwidey pada awalnya bukan tempat wisata melainkan pabrik kapur yang dikelola pada jaman penjajahan Belanda dan dilanjutkan oleh penjajah Jepang, namun seiring berjalannya waktu Taman Wisata Alam Kawah Putih dikelola dan dikembangkan oleh Perum Perhutani menjadi objek wisata yang sampai saat ini, wisatawan mancanegara maupun wistawan domestic mengenal Taman Wisata Alam Kawah Putih sebagai ikon kota Bandung.
B.     Dampak Negatif Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Budaya
Terkait dengan penelitian ini, dampak pemanfaatan Taman Wisata Alam Kawah Putih dalam konteks pariwisata global terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat setempat tidak dapat secara tepat terlihat, karena perubahan yang terjadi dalam masyarakat tidak terjadi seketika, tetapi melalui proses. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa dampak pemanfaatan Taman Wisata Alam Kawah Putih terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat Ciwidey cenderung bersifat negatif yang mendatangkan kerugian, seperti terkontaminasinya nilai-nilai budaya setempat dengan adanya kedatangan pengaruh budaya luar daerah yang dibawa oleh wisatawan, membawa pengaruh buruk untuk masyarakat setempat khususnya generasi penerus, ini disebabkan karena disalah gunakannya tempat wisata menjadi tempat pergaulan bebas karena banyak dibangun penginapan dan vila-vila yang disediakan untuk wisatawan di tempat wisata tersebut.
C.     Dampak Positif Pariwisata Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat Ciwidey
Dampak positif yang biasanya langsung dan segera dapat dirasakan adalah dalam segi keuntungan ekonomi, sebagaimana yang telah di gariskan dalam Undang-Undang Tentang Kepariwisataan. No.9 Tahun 1990 yaitu Salah satu tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, juga memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta mendorong pembangunan daerah. Untuk itu sudah selayaknya pariwisata dapat dijadikan alternative penggerak perekonomian hingga sedemikian rupa menjadi sumber pendapatan bagi setiap daerah yang memiliki potensi untuk menyelenggarakannya, dalam upaya memperoleh atau meningkatkan pendapatan daerah.
Pariwisata yang menekankan pendekatan ekonomi cenderung memberikan peranan utama pada pemerintah atau pemilik modal, dan tujuannya juga ditentukan dan terutama untuk kepentingan mereka. Peranan masyarakat sangat rendah sehingga mereka cenderung tampak patuh dan tidak punya inisiatif karena lebih ditempatkan sebagai obyek daripada sebagai subyek. Sebagai akibatnya, adatistiadat, nilai-nilai, dan norma-norma menjadi semakin terkikis. Ritual-ritual suci menjadi semakin dangkal dan pertunjukan-pertunjukan seni semakin tidak berjiwa. Masyarakat menjadi apatis dan kesejahteraan mereka pun tidak mengalami perbaikan. Pengaruh pariwisata terhadap masyarakat (kebudayaan) setempat, harus disadarai bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang secara internal terdeferensiasi, aktif, dan selalu berubah.
Oleh karena itu pendekatan yang kiranya lebih realistis adalah dengan menganggap bahwa pariwisata adalah ‘pengaruh luar yang kemudian terintegrasi dengan masyarakat’, dimana masyarakat mengalami proses menjadikan pariwisata sebagai bagian dari kebudayaannya, atau apa yang disebut sebagai proses ‘turistifikasi’ (touristification). Di samping itu perlu juga diingat bahwa konsekuensi yang dibawa oleh pariwisata bukan saja terbatas pada hubungan langsung host-guest. Pengaruh di luar interaksi langsung ini justru lebih penting, karena mampu menyebabkan restrukturisasi pada berbagai bentuk hubungan di dalam masyarakat.
Epistemology lebih menekankan pada suatu kebenarannya teori yang di dapatkan pada lapangan penelitian. Epistemologi ini memiliki teori kebenaran yang menyangkur tentang hasil temuan dari peneliti.
3.      Aksiologi
Sebelumnya daerah ini merupakan daerah wisata yang dikunjungi wisatawan hanya sebatas melihat pemandangan alam yang tersebar di beberapa lokasi diantaranya adalah wisata perkebunan teh Rancabali, Sinumbra, Situ Patenggang, Pemandian air panas untuk pengobatan di Cibuni, pemandian air panas walini, Cimanggu, penangkaran rusa di Rancaupas dan Kawah putih. Wisatawan hanya meluangkan beberapa jam lamanya untuk menikmati keindahan alam tersebut tetapi sesuai dengan perkembangan, wisatawan akhirnya lebih lama berada di Rancabali dikarenakan salah satunya sarana dan prasarana daerah ini semakin lengkap diantaranya adalah tempat penginapan, baik penginapan biasa, Villa sampai hotel yang berbintang.
Semakin berkembangnya jumlah tempat penginapan maka semakin banyak pula lahan yang digunakan, pada mulanya lahan tersebut adalah lahan pertanian. Mengingat lahan tersebut dialih fungsikan maka penduduk di daerah itu beralih profesi diantaranya menjadi pedagang, tukang parkir, keamanan di penginapan dan bahkan ada yang pindah ke lereng bukit yang berbatasan dengan hutan lindung Gunung Patuha. Selanjutnya yang dirasakan pengaruh dari wisatawan adalah beralihnya penanaman palawija yang selama bertahun tahun di daerah Rancabali ini terkenal dengan penyumbang hasil palawija di daerah Bandung sekarang banyak beralih menanam Stroberi yang hampir setiap orang di daerah ini menanamnya. Pengaruh yang terjadi didaerah tersebut adanya perubahan perubahan social budaya yang meliputi berbagai unsure kebudayaan yang bersifat universal sebagaimana yang menjadi kajian penelitian ini adalah studi etnografi yaitu Sistem bahasa, Sistem mata Pencaharian, Sistem Teknologi, Organisasi Sosial, Pengetahuan, Kesenian, dan system Religi
Aksiologi adalah ilmu untuk mengungkapkan nilai kegunaan dari suatu penetian, dalam penelitian ini memiliki beberapa nilai kegunaan seperti wisatawan dapat menikmati fasilitas yang di sediakan pada paragraf 1 ( satu ) bagian akhir, sudah perubahan perubahan yang yang lebih baik pada bagian paragraf kedua bagian terkahir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar