logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang
lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur, logika
menyelidiki, merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati.
Logika itu adalah cara berpikir manusia yang disusun berdasarkan pola tertentu.
Dalam logika berfikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatannya. Karena
berfikir lurus dan tepat, merupakan objek formal logika.
Setelah Aristoteles meninggal, naskah-naskah ajarannya
mengenai penalasaran, olah para pengikutnya telah dihimpun menjadi satu.
Himpunan tersebut mengenai ajaran Aristoteles mengenai penalaran termuat dalam
eman naskah, yaitu sebagai berikut:
1.
Ini membahas mengenai
cara menguraikan sesuatu objek dalam jenis pengertian umum.
2.
On Interpretation (tentang
penafsiran). Membahas mengenai komposisi dan hubungan dari keterangan sebagai
satuan pikiran. Dalam hal ini Aristoteles membahas suatu yang dikenal sebagai
penyimpulan langsung dan bujur sangkar pertentangan.
3.
Prior
Analyties (analika yang lebih dahulu). Memuat mengenai teori silogisme
dalam ragam dan pola-polanya.
4.
Posterior
Analyties (analika yang lebih dahulu). Membicarakan tentang pelaksanaan
dan penerapan, penalaran silogistik dalam pembuktian ilmiah sebagai materi dari
silogisme.
5.
Topics (mengupas
dialektika). Dibahas mengenai persoalan tentang perbincangan berdasarkan
permis-permis yang boleh jadi benar
6.
Sohistical
Refutations (cara perbincangan kaum sofis). Membahas mengenai sifat dasar
dan penggolongan sesat piker.
2. DEDUKSI
2. DEDUKSI
a.
Pengertian
Deduksi
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang
bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, selain itu metode
deduksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan jalan
menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat umum.
Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari
asas-asas penalaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang
menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga
bersifat betul menurut bentuk saja.
b.
Logika deduktif
Ciri-ciri dari logika deduktif adalah:
1. Analitis : Kesimpulan
daya tarik hanya dengan menganalisa proposisi-proposisi atau premis-premis yang
sudah ada
2. Tautologies : Kesimpulan
yang ditarik sesungguhnya secara tersirat sudah terkandung dalam
premis-premisnya
3. Apirori : Kesimpulan
ditarik tanpa pengamatan indrawi atau operasi kampus.
Argument deduktif selalu dapat nilai sahih atau tidaknya. Penyimpulan
deduktif, yaitu pengambilan kesimpulan dari prinsip atau dalil atau kaidah atau
hukum menuju contoh-contoh (kesimpulan dari umum ke khusus). Contoh: (a) –
Setiap agama mengakui adanya Tuhan; – Budiman pemeluk agama Islam; – Jadi,
Budiman mengakui (beriman) kepada Tuhan Yang Esa; (b) Universitas Gadjah Mada
mempunyai beberapa fakultas dan program studi; – Ani mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; – Jadi, Ani mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.
Logika deduktif bisa berbahaya apabila salah dalam
mengambil/menyusun kesimpulan. Sebagai contoh:
–
Pasir adalah material
dasar sungai (premis major)
–
Lempung adalah material
dasar sungai (premis minor)
–
Lempung adalah pasir
(kesimpulan)
–
Semua karyawan di PT.
Anaconda mempunyai IQ tinggi (premis major)
–
Komar bukan karyawan di
PT. Anaconda (premis minor)
–
Komar tidak ber-IQ tinggi
(kesimpulan)
Kesalahan ini sering terjadi karena menganggap kata
“adalah” selalu berarti “sama dengan”. Perlu diingat bahwa kata “adalah” tidak
selalu berarti “sama dengan”.
3. INDUKSI
a.
Pengertian induksi
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik kesimpulan
umum dari berbagai kasus yang bersifat individual, selain itu metode induksi
ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengn jalan menarik
kesimpulan yang bersifat umum atau bersifat lebih umum berdasarkan atas
pemahaman atau pengamatan terhadap sejumlah hal yang bersifat khusus.
Dalam deduksi kesimpulannya hanya bersifat probabilitas
berdasarkan atas pernyataan-pertanyaan yang telah diajukan. Penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang
lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum. Umpamanya kita mempunyai fakta bahwa kambing
mempunyai mata, gajah mempunyai mata, demikian juga dengan singa, kucing, dan
berbagai binatang lainnya. Dari kenyataan –kenyataan ini kita dapat menarik
kesimpulan yang bersifat umum yakni semua binatang mempunyai mata.
b.
Logika induktif
Logika induktif adalah ‘sistem penalaran yang menelaah
prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu
kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi Pemakaian logika induktif ini
berbahaya karena bisa terjadi terlalu cepat mengambil kesimpulan yang berlaku
umum, sementara jumlah kasus yang digunakan dalam premis kurang memadai. Selain
itu pula, kemungkinan premis yang digunakan kurang memenuhi kaedah-kaedah
ilmiah. Ciri-ciri logika induktif antara lain:



Kesimpulan tidak mungkin mengandung nilai kepastian mutlak
(ada aspek probabilitas) Secara umum, logika induktif sulit untuk dibuktikan
kebenaran/ke-reliable-annya dilihat dari ciri-cirinya. Sebagai contoh:
Strong
Inductive/Induktif kuat
–
Besi (logam) apabila
dipanaskan memuai
–
Perunggu (logam) apabila
dipanaskan memuai
–
Perak (logam) apabila
dipanaskan akan memuai
–
Jadi, logam (besi,
perunggu, perak) apabila dipanaskan akan memuai.
Buktinya sangat kuat. Hampir semua logam bila dipanaskan
akan memuai. Weak Inductive/Induktif lemah
–
Apel di Toko A rasanya
manis
–
Apel di Toko B rasanya
manis
–
Apel di Toko C rasanya
manis
–
Jadi, semua apel rasanya
manis.
Buktinya lemah. Tidak semua apel rasanya manis, karena ada
juga apel yang rasanya masam.
Dari contoh di atas antara Strong Inductive dan Weak
Inductive, bisa diambil kesimpulan bahwa logika induktif bisa menjadi reliable
ketika kebanyakan orang sudah pernah mengalaminya sendiri atau menurut pendapat
kebanyakan orang secara global.
Referensi
https://habib00ugm.wordpress.com/2011/01/22/logika-deduktif-dan-induktif/,
oleh Habib_alfagamma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar